Malam pertama tidur di luar setelah gempa. Lampu padam. Suara malam yang tidak pernah terperhatikan mulai terdengar. Suara tokek dari rumah depan terdengar. 1…2…3…4…5…6… semoga ganjil karena katanya kalau ganjil akan mendapatkan kekayaan. Jangkrik terdengar. Jika hewan masih bersuara, mungkin gempa ini hanya sementara. Dari kejauhan terdengar suara menggeram. Rendah dan lama.
Tuhan, jangan hujan malam ini. Kalau hujan, gw ga tau harus kemana karena pasti tempias akan masuk. Ga berani masuk ke dalam rumah. Setiap saat masih goyang dan gemeretak rumah masih bisa terjadi sewaktu-waktu.
Masuk ke dalam kantong tidur dan berusaha memejamkan mata. Malam yang lelah. Besok hari ulang tahun gw.
22 November 2023
Jaringan telepon dan internet masih belum nyala. Setelah melewati malam dalam kegelapan, kecemasan dan terlelap dalam kelelahan mental dan fisik, gw membuka mata dengan harapan hari ini akan baik-baik saja. Hari ini ulang tahun gw.
Keluar untuk mencari udara segar dan melihat keadaan. Sekitar jam 2 malam tadi, gempa besar terasa lagi yang diikuti dengan suara rumah rubuh dan teriakan ibu-ibu. Ibu-ibu dan anak-anak berkumpul di rumah pak RT yang letaknya pas di belakang rumah gw. Namun gw memilih untuk tidak bergabung mengingat rumah masih dalam kondisi aman dan juga memberikan tempat jika ada yang masih butuh tempat untuk tidur.
Keliling menyapa orang yang mulai mengobservasi kerusakan rumah masing-masing. Berusaha menyelamatkan barang-barang yang bisa diambil dari dalam rumah yang bisa terpakai. Enam rumah di blok gw termasuk aman. Rumah pak RT termasuk rumah yang aman sehingga orang memutuskan buat menjadikan rumah itu sebagai posko. Mampir kesana dan ditawarkan sarapan pagi. Sarapan sedikit tapi dengan kecemasan karena orang saling berpandangan dan menyebabkan suasana tidak menyenangkan.
Kembali ke rumah. Listrik menyala. Internet mulai tersambung. Telepon mulai masuk. Semalam gw memanfaatkan sisa baterai yang ada, selalu mengabarkan via text ataupun status whatsapp. Berharap ada yang membaca.
Kakak sepupu mengingatkan untuk segera mencari bahan makanan. Hal yang terlintas pertama namun gw butuh hp buat terisi penuh agar saat ditinggal pergi, gw bisa terhubung dengan yang lain jika ada sesuatu. Jam 8 pergi. Tujuan kali ini adalah mencari bahan makanan, makan hari ini, uang dan bensin. Gw harus pegang cash. Jalanan masih lancar, tidak seperti kemarin.
Al*amart yang dekat rumah tutup, jalan terus, sekitar 5 km, ada yang buka tapi gw ga pegang cash. 8 km dari sana, atm salah satu bank ada. Masih sepi. Gw ambil uang secukupnya, putar balik, cari pom bensin, isi penuh dan kembali ke toko yang masih buka. Makanan kalengan, beras, minyak, cemilan, pembalut. Apa lagi? gw masih ada barang di rumah tapi tidak bisa diambil karena terhalang lemari yang runtuh.
Dalam perjalanan kembali ke rumah, gw nangis. Semoga kuat dalam menghadapi semua cobaan ini. Gw kuat. Insya Allah. Gw berani, Insya Allah.
Hari ini ulang tahun gw
Siangnya, mbak Dwi dan suaminya datang. Membawakan makanan dan membantu mendirikan lemari-lemari yang roboh, membersihkan kaca-kaca yang pecah, sapu semua debris, membawakan lampu emergency. Alhamdulillah. Gw aman. Rumah bisa diamati lebih baik. Beberapa dinding retak-retak. Tapi semuanya tampak aman. Malam ini gw masih tidur di luar.
Setidaknya gw ada persediaan makanan. Listrik ada, internet ada. Gw keluarin rice cooker, rice cooker kecil, kettle listrik, laptop, tablet, charger, baju hangat. Kita tidur di luar. Anggap saja camping. Getaran masih terasa beberapa kali. Gemeretak bangunan masih ada. Suara bangunan runtuh beberapa kali terdengar. Ambulan masih kencang berlarian di jalan. Berkali-kali. Mengerikan.
Hari ini Ulang Tahun Gw
23 November 2023
Ini hari ulang tahun mbak Dian.
Pagi ini kembali keluar rumah. Sungkan meminta sarapan di rumah pak RT, keliling komplek aja. Sarapan nanti. Toh masih ada masakan dari mbak Dwi. Sampai di rumah pak RT, tumpukan makanan sudah ada. Ambil aja katanya. Saya malu, apalagi kemarin ada tatapan yang tidak menyenangkan. Mampir sebentar, ambil roti sedikit dan jalan lagi. Sampai ke rumah bu Leni. Makan disini aja katanya, disana ga nyaman. Jangan malu-malu.
Balik ke rumah. Rumah sebelah katanya akan diisi oleh relawan. Kebetulan pemilik rumah berangkat hari itu mengungsi ke Jakarta. Rumahnya ada di Bekasi. Yang sebelah kanan, juga langsung berangkat ke Jakarta, mengungsi ke rumah mertua. Gw diajak tapi tidak mau. Rasanya akan tidak nyaman pergi ke rumah orang lain. So gw sendirian. Buka-buka internet, cari informasi. Siangnya kang Sudo, Kang Haji dan bu Des datang. Bawa makanan dan ngobrol. Gw minta tolong dibawain terpal untuk membuat dinding sementara agar tidak kena cipratan air jika hujan. Ini November, musim hujan. Saat berbincang, gempa kembali terasa. Oke, gw keluar….