Sendiri dan kesendirian. Sepi dan Kesepian

“Kok kamu ga nikah sih? ntar masa tuanya sama siapa? Sendirian. Kasihan”.

Itu adalah salah satu “bujukan” atau pertanyaan yang paling sering diperdengarkan. Dulu sih kepikiran kalau itu ada benarnya. Sampai berkaca pada ibu. Anak ibu itu ada 5. Dua diantaranya pergi mendahului beliau setelah bapak wafat. Tersisa 3. Satu pergi sekolah ke luar negeri, 2 lagi pisah rumah karena pekerjaan. Ibu sendirian di rumah. Sesekali ada yang datang tapi lebih sering ibu sendirian.

Memang sih, kalau menikah dan punya anak, masih bisa diharapkan anaknya mengurus orang tua. Dengan catatan: (1) Punya anak (2) anaknya ga meninggal duluan (3) Anaknya tipe yang berbakti pada orang tua sehingga bersedia mengurus sampai tua (4) punya menantu yang baik (5) Semua berjalan dengan baik dan benar.

Yah dibandingkan yang ga punya anak, kalo ah jelas punya anak mah agak lebih sedikit tentram. Menurut Ko loh ya…

Tapi memiliki pasangan atau anak atau teman ga berarti kita ga merasa sendirian loh. Sendirian ditengah keramaian. Sendiri tidak harus sendirian. Sendirian ga melulu harus sendiri. Begitu juga dengan sepi. Sepi tidak harus kesepian. Kesepian tidak melulu sepi.

Ko lebih senang sendiri dan menyepi. Banyak orang seringkali membuat Ko terpana. Terlebih diantara orang yang tidak dikenal. Rame bikin pusing. Tapi tidak selalu Ko kesepian. Banyak bisa dilakukan dan dikerjakan. Meski demikian, ada saat-saat dimana ada rasa kesepian.

Rasa dimana benar-benar sendiri dan tidak ada teman. Buntu, terasing, terputus secara sosial, merasa otak berkecamuk. Sendirian. Kesepian. Saat-saat seperti itu seperti teriakan yang terbungkam.

Ko biasanya melanjutkan dengan menangis. Karena ga ada yang bisa dilakukan. Berbicara dengan teman sepertinya akan mengganggu. Mereka belum tentu mengerti dan memahami apa yang dirasa. Menangis adalah jalan satu-satunya.

Tapi rasa kesepian ini ga harus terjadi pada si single. Si ganda campuran pun bisa merasakannya. Merasa terputus dari pasangannya dan sendirian. Apakah mereka menagis? mungkin. Mungkin mereka menangis sendirian. Seperti ko yang menangis sendirian. Bedanya mungkin tingkat kekerasan suara tangis. Ko ga malu2 buat nangis kejer. Beberapa menit. Untuk kemudian kembali “sehat” dan melanjutkan hidup.

It’s ok to be alone. It’s not ok when you feel lonely. Since I know the feel of loneliness, I always love to cheer other people so they will not feel lonely. But they just don’t know.

tumblr_npv0rycvjw1sv0afuo1_500

Kalo kamu merasa sendirian, it is ok to cry. Tapi jangan lama-lama. Kembali semangat dan kembali bertemu dengan orang-orang.Cheer up.